Literature Riview 20 Jurnal

 Kajian Seni Rupa dan Desain 

Rifani Khoirunnisa (202146500778)

Anisa Safitri Auralia (202146500779)

TUGAS KELOMPOK RIVIEW 20 JURNAL TEORI FERDINAND DE SAUSSURE 

JURNAL 1
  • Judul : Analisis Poster Video Klip Lathi : Kajian Semiotika Ferdinand de Saussure
  • Objek : Tanda-tanda yang muncul dalam Poster Video Lathi
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisis : Teori Ferdinand de Saussure. Petanda tidak mungkin disampaikan tanpa penanda. Petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. Proses petanda atau penanda akan menghasilkan realitas eksternal atau petanda. Tanda bahasa selalu mempunyai dua segi, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Satu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya suatu petanda tidak Petanda tidak mungkin disampaikan tanpapenanda. Petanda atau yang ditandakan itu termasuktanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatufaktor linguistik. Proses petanda atau penanda akanmenghasilkan realitas eksternal atau petanda. Tandabahasa selalu mempunyai dua segi, yaitu penanda(signifier) dan petanda (signified). Satu penanda tanpapetanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidakmerupakan tanda. Beberapa unsur-unsur yang coba untuk dikemukakan melalui poster tersebut baik secara verbal ataupun nonverbal yaitu melalui unsur seperti simbol-simbol yang dipakai, bagaimana fotograpi, teks atau tipografi bahkan melalui pengungkapan ilustrasi yang coba disampaikan. Karya di atas merupakan karya poster yang dibuat oleh Andy Adrians (Art Director Lathi) berupa poster yang mengangkat mengenai lagu yang berjudul Lathi, yang menceritakan mengenai toxic relationship.
  • Kesimpulan : Analisis dari karya poster Lathi ini menggunakan analisis teori Ferdinand de Saussure, dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan. Kata cinta yang dibisikan sehingga merubah seorang wanita lugu menjadi seperti iblis yang penuh dendam, di sini yang saya lihat pesan yang dalam itu tersirat, bahwa seorang wanita itu dapat dibelenggu hatinya hanya dengan katakata, walaupun kata-kata yang disampaikan tidak mencerminkan harapan dari hati wanita tersebut, sakit hati mampu merubah karakter lugu yang terbelenggu menjadi seseorang yang kuat utuk membalas sakit hati yang telah diterima. Satu hal yang ditonjolkan melalui headline Lathi yang berarti lidah, mengambil dari pepatah Jawa, tidak ada manusia yang bisa lari dari kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban untuk di perbaiki, harga diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya).

JURNAL 2
  • Judul : Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme dalam lirik lagu (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Lirik Lagu “Bendera”)
  • Objek : Makna dalam lirik lagu Bendera
  • Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
  • Analisis : Analisis data yang di gunakan adalah analisis data Ferdiand Saussure karena salah satu unsur tanda dari saussure adalah bunyi (signifier) dan konsep dari bunyi (signified). Dimana dalam hal ini sign atau tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat di dengar dan dirasakan baik yang berbentuk objek atau juga realitas yang ada yang ingin dikomunikasikan dan objek tersebut dikenal dengan refrent dalam berkomunikasi seorang menggukan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasiakan tanda tersebut.
  • Kesimpulan : Pada penelitian ini, setelah hasil penelitian dan pembahasan didapatkan poin bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula. Bait per bait menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional Republik Indonesia.

JURNAL 3
  • Judul : Representasi Pendidikan Karakter dalam Film Surau dan Silek (Analisa Semiotika Ferdinand de Saussure)
  • Objek : Pendidikan karakter dalam ranah komunikasi Islam pada Film Surau dan Silek
  • Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
  • Analisa : Analisis semiotika Ferdinan de Saussure. Dalam metodenya ia mengembangkan dua sistem yaitu penanda, pertanda serta makna yang terkandung dan yang ingin disampaikan di dalamnya. Film ini merupakan film budaya berbahasa Minangkabau yang mengandung tutur nasihat.
  • Kesimpulan : Berdasarkan hasil analsisis semiotika Ferdinad de Saussure terdapat tanda-tanda yang ditampilkan pada film yang syarat dengan pendidikan karakter. Film ini tidak terlepas dari kemampuan sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman. Film surau dan silek menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memeliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap pemuda. pembelajaran ini haruslah dilakukan secara terus menerus (kontinuitas) dan percontohan (uswah) yang baik, yaitu silek mengajarkan kesimbangan antara emosional question (kecerdasan emosional), spiritual question (kecerdasan spritual), intelegens question (kecerdasan intelejen) dan heart question (kecerdasan hati).

JURNAL 4
  • Judul : Gambaran Tentang Islam pada Film Pesantren Impian (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
  • Objek : Tanda-tanda semiotika di setiap adegan pada film Pesantren Impian
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisa : Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis semiotika model Ferdinand De Saussure yaitu dengan cara mencari penanda dan pertanda dalam setiap masing-masing adegan.
  • Kesimpulan : De Saussure menyimpulkan bahwa film Pesantren Impian sebagai tanda, adapun penanda dalam film ini adalah semua adegan yang diteliti yang kaitannya dengan nilai-nilai keislaman dan pertandanya adalah Pesantren Impian sebuah tempat yang memberikan kesempatan kedua bagi perempuan-perempuan dengan masa lalu kelamnya, didalamnya terdapat banyak masalah yang harus dihadapi oleh santriwati, masalah terbesarnya adalah pembunuhan berantai yang dilakukan Jenni, pacar dari Umar.

JURNAL 5
  • Judul : Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji
  • Objek : Lirik yang terkandung dalam lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji.
  • Pendekatan : Penelitian kualitatif interpretatif
  • Analisa : Teori semiotika Saussure yakni penanda dan pertanda.
  • Kesimpulan : Dari hasil penelitian, peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Peneliti menemukan adanya cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yan tercermin dari bait pertama yang menceritakan tentang bahwa mimpi, angan – angan yang dicita – citakan adalah kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan –harapan menaklukkan dunia.


JURNAL 6
  • Judul : Representasi Emosional Joker Sebagai Korban kekerasan Dalam Film Joker 2019 (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
  • Objek : Representasi emosional karakter Arthur dan Joker sebagai korban kekerasan
  • Pendekatan : Kualitatif deskriptif
  • Analisa : Teori dari Ferdinand de saussure mengenai semiotika signifikasi
  • Kesimpulan : Film Joker 2019 merupakan gambaran mengenai kerasnya kehidupan seorang pria bernama Arthur yang kerap menjadi korban kekerasan baik secara fisik maupun psikis. Di dalam film tersebut terdapat representasi emosional Joker sebagai korban kekerasan yang ditunjukkan melalui perubahan secara menyeluruh karakter utama. Dari yang awalnya bernama Arthur saat kondisi emosionalnya berubah dari korban menjadi pelaku kejahatan ia merubah namanya menjadi Joker. Tidak hanya nama representasi emosional juga ditunjukkan melalui pesan yang dimaknai secara semiotika berdasarkan teori Ferdinand de Saussure melalui perubahan kostum (penanda), dari yang awalnya berwarna monokrom (dominan gelap) menjadi lebih berwarna. Berdasarkan analisis semiotika ini mengartikan perubahan karakter seseorang dari yang awalnya tertutup menjadi lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya (petanda).

JURNAL 7
  • Judul : Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes
  • Objek : Pertunjukan (teater) Kethoprak Ringkes
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisa : Analisis Sintagmatis – Pragmatik, Analisis Petanda dan Penanda, Analisis Semiotika
  • Kesimpulan : Adanya teori Saussure ini membantu pengkajian terhadap dialog pementasan teater. Tidak terbatas pada analisis signifikasi saja, melainkan juga sintagmatis dan paradigmatik. Gaya banyolan Kethoprak Ringkes nyatanya banyak menggunakan relasi antara yang hadir dalam pertunjukan dengan relasi yang tidak hadir. Berkenaan dengan relasi yang tidak hadir, akan memunculkan makna tersendiri karena adanya konsep tertentu dalam suatu paradigma yang sudah terbentuk. Pemilihan dialog-dialog yang ada pada pementasan ini ternyata juga dapat ditelaah melalui poros seleksi dan kombinasi yang memungkinkan adanya makna lain. Seperti pada penggunaan kalimat yang sebenarnya mengkomparasikan dua hal sekaligus. Gaya banyolan yang khas ini nyatanya dapat menunjukkan kegelisahan dan persoalan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat.

JURNAL 8
  • Judul : Perilaku Stigma Gangguan Mental Pada Drama Korea It’s Okay To Not Be Okay (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure)
  • Objek : Stigma terhadap pengidap gangguan mental
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisa : Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure
  • Kesimpulan : Dari keseluruhan enam belas episode dengan durasi rata-rata satu jam pada setiap episode-nya. Pada penelitian ini, penulis mengganalisis scene-scene atau potongan-potongan dari drama tersebut yang berbentuk gambar, audio dan teks mengenai perilaku stigma yang digambarkan oleh tokoh kepada tokoh pemeran gangguan mental. Peneliti menemukan lima adegan yang dinilai memuat perilaku stigma terhadap pengidap gangguan mental. Berdasarkan lima adegan yang sudah dianalisis, peneliti menyimpulkan jika drama korea It’s Okay To Not Be Okay memuat perilaku stigma terhadap pengidap gangguan mental, diantaranya: (1) adanya penamaan khusus berdasarkan kekurangan pengidap gangguan mental; (2) terdapat keyakinan negatif mengenai karakteristik khusus yang terdapat pada individu pengidap gangguan mental; (3) mengucilkan mereka yang mengidap gangguan mental; (4) terdapat perilaku merendahkan dan melecehkan pengidap gangguan mental.

JURNAL 9
  • Judul : Analisis semiotika komunikasi pada motto Kota Mataram maju, religius dan berbudaya.
  • Objek : Motto Kota Mataram yang Maju, Religius, dan Berbudaya dalam sisi implementasinya di masyarakat Kota Mataram
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisa : Semiotika
  • Kesimpulan : Semiotika komunikasi yang terkandung dalam motto kota mataram maju, religius dan berbudaya tidaklah hanya slogan semata namun memiliki makna harapan dan cita-cita yang selalu di ikhtiarkan pemerintah kota mataram selaku pemegang kebijakan tertinggi di kota mataram. Untuk membangun kota mataram yang maju dalam segala aspek. Maju dalam peradaban, maju dalam ilmu pengetahuan, maju dalam pemikiran, maju dalam teknologi dan informasi serta memiliki sumber daya manusia yang bersaing, kendati demikian tidak abai pada nilai agama melalui motto religius di harapkan seluruh elemen yang ada di kota matara tetap berpegang atau kembali pada ajaran agama yang senantiasa mengajarkan kebaikan kepada penganutnya. Religius sepaket dengan visi maju. Selain maju dan religius berbudaya juga menjadi paket dalam motto tersebut. dengan menjadi kota yang senantiasa melestarikan budaya leluhur yang sudah ada. Dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam budaya.

JURNAL 10
  • Judul : Analisis Semiotika tentang Penggambaran Orang Pedalaman pada Film Indonesia
  • Objek : Perilaku orang-orang pedalaman yang digambarkan pada film-film Indonesia
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Analisa : Semiotika Ferdinand de Saussure
  • Kesimpulan : Orang pedalaman dalam film-film Indonesia pasca 1998 digambarkan secara diskriminatif dalam konteks behavior, intelligent, dan emotional. Dalam 2 film yang dianalisis, yaitu Sokola Rimba dan Lost in Papua, tingkah laku orang pedalaman cenderung ditampilkan dekat dengan keterbelakangan atau jahat. Sementara secara kecerdasan, mereka memiliki kecerdasan yang rendah atau bodoh dan secara emosional digambarkan sebagai orang yang dekat dengan kekerasan dan tidak mampu mencari penyelesaian dalam menghadapi persoalan. Hal-hal seperti ini akan membentuk prasangka di benak masyarakat, yang kemudian mengkristal menjadi stereotip yang dianggap benar. Gambaran ini juga yang mencerminkan relasi kelompok mayoritas dan minoritas yang cenderung menindas.

Jurnal 11

  • Judul : Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Iklan Rokok Sampoerna A Mild "Go Ahead" Di Media Televisi 
  • Objek : Pesan Moral Dalam Iklan Rokok Sampoerna A Mild "Go Ahead" Di Media Televisi 
  • Pendekatan : Penelitian ini menggunakan teknik analisis semiotika yang merupakan salah satu teknik mengetahui makna dari tanda dan petanda yang muncul dalam iklan.
  • Analisis : analisis semiotika model Ferdinan de Saussure dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis semiotika digunakan untuk menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita).
  • Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa pesan moral yang terkandung dalam iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead” yaitu: bekerja keras, rendah hati, menolong orang lain, dan peduli sesama, namun A Mild yang menggangkat pesan moral dalam iklannya merupakan sesuatu yang tidak ada hubungan khusus dari produk dengan pesan yang disampaikan dalam iklan. A Mild membuat khalayak adalah sebagai korban dari konsumsi makna atau realitas produk yang telah diciptakan pengiklan sebagai alat untuk mengelabuhi khalayak dari tayangan iklan tersebut dengan menyisipkan pesan moral dalam iklannya yang seakan iklan rokok merupakan iklan dengan nilai moralitas yang tinggi. Akan tetapi, jauh dari itu iklan memiliki tujuan komersial yang semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menciptakan realitas pada masyarakat bahwa dengan merokok penonton dapat menjadi seperti dalam tokoh iklan

Jurnal 12

  • Judul : Analisis Semiotika dari Puisi "Celana Ibu" Karya Joko Pinurbo 
  • Objek : Puisi Celana Ibu
  • Pendekatan : Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah metode yang dapat menganalisis, menjelaskan, mengungkapkan fakta, logika keilmuan menafsirkan sesuai data yang ada
  • Analisis : Menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure, Data yang terdapat dalam penelitian kualitatif akan simpulkan sesuai dengan tujuan penelitian Pada penelitian ini teknik pengumpulan data melalui studi Pustaka berupa buku, jurnal dan literatur yang mempunyai keterkaitan masalah dengan yang diteliti
  • Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis semiotika dari “Celana Ibu” karya Joko Pinurbo dapat disimpulkan bahwa “Celana Ibu” merupakan inti pesan yang disampaikan penyair dihari kematian dan kebangkitan Yesus. Karena disetiap bait puisi tersebut menggambarkan paskah yang sering diperingati oleh umat kristen. Oleh sebab itu, “Celana Ibu” memiliki makna sebagai hadiah yang paling istimewa yaitu “Doa” dari seorang ibu untuk memperlancar perjalanan anaknya menuju ke surga (tempat dunia akhirat). Pengangkatan makna dan suasana pengarang yang ada dalam puisi “Celana Ibu” tidak jauh berbeda dengan kisah Yesus dan Maria yang ada dalam alkitab.

Jurnal 13

  • Judul : Petanda Pada Cerpen Anak "Ke Hutan" Karya Yosep Rustandi Semiotik Ferdinand De Saussure 
  • Objek : Cerpen Anak "Ke Hutan"
  • Pendekatan : menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure dan menghasilkan penanda (signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun makna tersurat.
  • Analisis : mengupas dan memaparkan hasil yang ditemukan pada kutipan cerpen anak “Ke Hutan” Karya Yosep Rustandi. Kemudian akan dikelompokkan ke dalam penanda atau petanda yang disajikan dalam bentuk penjelasan.
  • Kesimpulan : Pada cerpen anak “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi, terdapat beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Makna tersebut ditelaah hingga menemukan makna yang lebih kompleks. Penanda dan petanda memiliki jangkauan yang luas dalam pengertiannya. Apapun yang ada di dalam karya sastra memiliki tanda yang dapat diamati kemudian tanda tersebut menghasilkan makna baru. Maka dari itu, tidak ada batasan tanda dalam fenomena bahasa. 

Jurnal 14 

  • Judul : Analisis Sosok Laisa Dengan Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Novel "Dia Adalah Kakaku" Karya Tele Liye
  • Objek : Novel "Dia Adalah Kakaku"
  • Pendekatan : Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan semiotik yang didasarkan pada model Ferdinand De Saussure, Pendekatan ini menggunakan penanda dan petanda sebagai acuannya 
  • Analisis : Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui teknik simak dan teknik mencatat untuk memperoleh data 
  • Kesimpulan : Bahwa dengan adanya fokus penelitian dan rumusan masalah yang telah ditentukan. telah ditemukan penanda dan petanda dalam novel, dan menemukan 33 tanda yang menjadi bentuk tanda sosok Laisa

Jurnal 15

  • Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure desain kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja
  • Objek : Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja 
  • Pendekatan : pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure.
  • Analisis : Lebih menekankan pada kedalaman data dibanding jumlah data sehingga perlu menggunakan berbagai macam penafsiran dengan berbagai metode. analisis juga dibatasi hanya dari bentuk yang konsisten terdapat pada tampilan sisi muka depan dari tiap varian kemasan dengan argumentasi tampilan yang paling pertama dilihat di oleh audiens.
  • Kesimpulan : Desain kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja secara garis besar merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan unsur luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaran. Melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure, dan terdapat  beberapa  elemen dan prinsip DKV di dalam tanda-tanda verbal dan visual.

Jurnal 16

  • Judul : Analisis Semiotika Nilai Religius dalam Puisi Mencari Mimpi, Sang Kekasih, dan Catatan dalam Perjalanan Karya Dinullah Rayes
  • Objek : Puisi Mencari Mimpi, Sang Kekasih, dan Catatan dalam Perjalanan Karya Dinullah Rayes
  • Pendekatan : kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Penggunaan teori semiotika Ferdinand de Saussure sebagai pendekatan dalam penelitian ini dikarenakan untuk menemukan makna dalam puisi perlu membedah setiap kata sebagai tanda yang memiliki arti bukan sebenarnya.
  • Analisis : dengan memilah tanda ke dalam signifier (penanda) dan signified (petanda) sehingga menghasilkan signification (makna)
  • Kesimpulan : Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap puisi Mencari Mimpi, Sang Kekasih, dan Catatan dalam Perjalanan karya Dinullah Rayes menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure dengan memilah tanda ke dalam signifier (penanda) dan signified (petanda) sehingga menghasilkan signification (makna) didapatkan nilai-nilai religius di antaranya keagungan Allah SWT, mencari ridho Allah, pantang menyerah, hidup sederhana, keselamatan dunia akhirat, giat ibadah, dan adab kematian. Pertama, keagungan Allah SWT terdapat dalam puisi Sang Kekasih baris pertama sampai ketiga yang banyak mengandung makna berupa pujian terhadap segala kekuasaan

Jurnal 17 

  • Judul : Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure Makna Motivasi Dalam Lirik Lagu K Pop NCT "Life Still Going On"
  • Objek : Lagu K Pop NCT "Life Still Going On"
  • Pendekatan : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretatif.
  • Analisis : Menggunakan teknik signifier (penanda) dan signified (petanda).
  • Kesimpulan : Pada penelitian ini, penulis menemukan makna motivasi dalam lirik Life is still going on karya NCT Dream yang sudah dibagi menjadi beberapa bait. Adapun kesimpulan tentang motivasi kehidupan

Jurnal 18

  • Judul : Analisa Semiotik Makna Motivasi Lirik Lagu “Cerita Tentang Gunung Dan Laut” Karya Payung Teduh
  • Objek : Lirik Lagu “Cerita Tentang Gunung Dan Laut” Karya Payung Teduh
  • Pendekatan : semiotika dari pemikiran Saussure. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier (penanda) dan signified (Petanda)
  • Analisis :  Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait dan selanjutnya perbait dianalisis dengan menggunakan teori semiotika dari Saussure.
  • Kesimpulan : Dari hasil penelitian, peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Payung Teduh, yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Cerita Tentang Gunung dan Laut”. Penulis menemukan ada makna dibalik lirik lagu tersebut tentang motivasi hidup 

Jurnal 19 

  • Judul : ANALISIS SEMIOTIKA DARI LIRIK LAGU ESOK KAN BAHAGIA YANG DIPOPULERKAN OLEH GROUP BAND D’MASIV
  • Objek : Lirik Lagu Esok Kan Bahagia 
  • Pendekatan : kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalamdalamnya.
  • Analisis : teks akan dilakukan dengan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait dan selanjutnya perbait akan dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Saussure untuk menemukan makna.
  • Kesimpulan : Dalam mencari makna, Saussure membagi tanda menjadi dua bagian, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Proses tanda dari lirik lagu “Esok kan Bahagia” menjadi makna berdasarkan semiotika Ferdinand de Saussure, yaitu lirik di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan elemen-elemen lagu, yaitu verse/bait. Makna pesan dalam lirik lagu “Esok kan Bahagia” ini mengandung makna motivasi, karena maknanya berdasarkan teori motivasi dengan perspektif pengharapan dari Victor Vroom, dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan tindakan atau upaya seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, dipengaruhi oleh kuat lemahnya sebuah harapan.

Jurnal 20 

  • Judul : SEMIOTIKA DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE
  • Objek : NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU 
  • Pendekatan : Menggunakan metode Kualitatif
  • Analisis : Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik telaah pustaka, teknik analisis, dan teknik dokumentasi, dan teknik pengolahan data 
  • Kesimpulan : Hasil pengkajian terhadap novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, dapat diperoleh sebuah simpulan sebagai berikut. Unsur semiotik dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, meliputi hal-hal sebagai berikut: Ikon yang terdapat dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mengacu pada nama binatang, tumbuhan, alam semesta dan paanggilan nama untuk orang, Indeks yang terdapat dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mempunyai makna hubungan antara alam dengan kehidupan, kehidupan dengan keadaan, dan segala perbuatan manusia dengan segala balasannya di alam akhirat nanti, Simbol yang terdapat dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye bermuara pada hakikat kehidupan manusia sehari-hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN